03/05/2012

Aku Memanggilnya Idea

AKU memanggilmu dengan nama Idea. Kuharap kau tidak banyak protes. Tertawa saja bila ada yang terpaksa harus kau tertawai. Atau kalau menurutmu tidak menarik, mau apa lagi, perangaimu memang demikian. Cukup kau diam saja sampai halaman ini selesai kau baca. Begitupun dengan kalian, para sahabat penikmat halaman-halaman sederhana ini. Mohon dukungan tertawaannya. Kalau menurut para sahabat, ini juga tak menarik, ikuti saja Idea. Cukup diam saja sampai halaman ini juga selesai kalian baca.

Halaman-halaman ini sebagiannya bukanlah karena ideku semata, tapi sepenuhnya untuk Idea. Kudedikasikan kepadamu, untuk Ideaku. Banyak sebab yang mendasarinya. Banyak sejarah yang melatarbelakangi proses penamaannya. Sebagian pernah kutuliskan pada beberapa halaman sebelumnya, seperti di halaman Titik Balik, dan sebagiannya lagi cukup aku saja yang mengetahuinya. Selamat bila kau jadi penasaran. Tak menarik bila tak ada rahasia.

Kadang kalau suasana hatimu sedang tak baik, terenyuh karena kondisi hubungan kita yang belum pada posisi yang ‘layak’, ataukah suasana hatimu sedang mojjo’ –sepadan dengan istilah bad mood–, Noneng merupakan nama alternatif yang aku pakai untuk menyapamu. Aku menyukainya karena kau sedikit tak menyukainya. Kampungan, kata sebagian orang –termasuk diriku. Hitung-hitung kujadikan sebagai pencair suasana saja. Ada alasan yang mendasarinya. Ada pula sejarah yang melatarbelakangi proses penamaannya. Sebagian pernah kutuliskan secara fiksi di halaman Sudahlah, dan sebagiannya lagi cukup aku saja yang mengetahuinya. Selamat bila kau jadi penasaran lagi. Tak menarik bila tak ada rahasia.

Mungkin kau tak mengetahuinya –kecuali jika kubawakan sebuah cermin seukuran badan– bahwa wajahmu sangat tidak sedap dipandang bila kau sedang mojjo’. Fenomena ini hampir diderita oleh sebagian besar perempuan di muka bumi ini. Parahnya, kadang mereka tak suka dan tak mau tahu bila dikatakan seperti demikian. Perempuan hanya ingin dipahami, katamu. Belum cukupkah pahamanku selama ini? Tentangmu memang sangat kompleks dan rumit. Masih ada setumpuk rahasia yang belum bisa aku kuak. Terkadang, menariknya dirimu karena masih adanya sisi-sisi kehidupanmu yang belum kuketahui, yang membuatku semakin penasaran. Dan dengan cara yang sangat disengaja kau menjadikannya demikian. Selamat berpenasaran, katamu sambil meringkik.
***
 
(Sumber : di sini)
Oke, mari kita berbicara tentang rahasia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi kedua) –edisi paling baru yang kupunya, rahasia adalah sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. Apa sebenarnya yang membuat kita menjadikan sesuatu itu sengaja untuk disembunyikan dari seseorang? Perhatikan kata ‘sengaja’ itu. Pertanyaan yang agak rumitnya mungkin seperti ini. Mengapa Tuhan dengan sengaja menebarkan rahasia-rahasia kehidupan kepada kita –manusia– di dunia ini? Untuk apa? Tuhan telah dengan sengaja menitipkan dua hal yang paling mendasar kepada kita, yaitu akal dan rahasia. Untuk apa Tuhan memberikan kita akal kalau tak ada rahasia yang mau diungkap? Apa gunanya juga Tuhan menciptakan rahasia-rahasia kehidupan kalau akal tidak pernah kita miliki? Nah, kalau ada seseorang yang ingin membisikmu dengan mengatakan, “Eh sini, ada rahasia yang ingin kukatakan”, itu bukanlah rahasia namanya. Ceritanya lain karena kontradiktif dengan makna yang ada dalam KBBI edisi terbaru yang kupunya. Kita bersepakat saja dengan mengatakan, itu cuma gosip.

Kupikir di situlah menariknya sebuah rahasia, ‘seksi’ menurut sebagian orang. Bagi seseorang yang mau meluangkan waktu menggunakan akalnya untuk menguak sebuah rahasia kehidupan, penasaran adalah kata yang tepat untuk mewakili suasana hatinya. Dalam benak orang-orang yang penasaran, menumpuk banyak pertanyaan-pertanyaan. Akan banyak tanda tanya yang berseliweran di dalam kepalanya. Berpikir dan teruslah berpikir untuk mencari tahu, karena sejatinya sebuah pertanyaan membutuhkan adanya sebuah jawaban. Maka, jadilah ia sebagai seorang “pencari kebenaran”. Seperti Nabi Ibrahim ketika melakukan pengembaraan akal mencari eksistensi tentang Tuhan dan kehidupan.

Tak ada ilmu yang dengan seketika bisa kita ketahui. Banyak proses-prosesnya menuju ke sana. Pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh dari proses pencarian itu masih perlu dipoles dengan dialektika yang menempa-nempa. Semakin banyak tempaannya, ilmunya akan semakin berkilau. Masih terlampau banyak ilmu yang mengendap dalam ranah kehidupan ini. Bahkan, jika lautan yang dijadikan sebagai tinta dan daratan yang dijadikan sebagai hamparan kertas, pun itu tidak akan cukup untuk menuliskan segalanya. Maaf, ayat atau hadisnya belum aku tahu. Aku hanya tahu artinya saja dari ceramah-ceramah di mesjid. Itupun mungkin belum terlalu sempurna.

Banyak cara untuk menguak rahasia-rahasia kehidupan ini. Banyak jalan untuk mengetahui ilmu-ilmu itu. Hanya saja jalan menuju ke sana bermacam-macam lintas. Ada yang jalannya lurus-lurus saja, ada yang berbelok-belok, ada yang mentok, bahkan ada yang cuma ilusi, membuat kita tersesat dalam proses pengembaraan pencarian itu. Maka, dibutuhkanlah sebuah obor, penerang dalam pengembaraan kehidupan ini. Mudah-mudahan kita bersepakat dengan mengatakan bahwa iman adalah satu-satunya obor itu. Ilmu tanpa iman, pincang. Iman tanpa ilmu, lumpuh. Maaf, mungkin susunan kalimatnya tertukar atau masih belum sempurna. Aku tak mampu mengingat-ingatnya lagi.
***
Bukan hanya dengan nama Idea saja aku memanggilnya. Masih ada nama lain yang sering aku gunakan untuk menyapanya. Belum ada sebab yang mendasarinya. Pun belum ada sejarah yang melatarbelakanginya. Kupikir cukup kami berdua saja yang mengetahuinya karena sifatnya privasi dan bukanlah untuk konsumsi publik. Pahami sajalah para sahabat. Tak menarik bila tak ada rahasia yang bisa kami bagi kepada kalian di akhir halaman ini. Namun, setelah ini dan di halaman-halaman selanjutnya, tetap, aku memanggilnya Idea. (*)

(Makassar, 3 Mei 2012)

6 comments:

  1. Menjadikannya sebuah rahasia memang selalu menjadi menarik tuk menggelitik rasa ingin tahu orang lain, mudah-mudahan halaman-halaman berikutnya akan menjawab rasa ingin tahu kami itu...Kami tunggu kabar bahagia itu ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat berpenasaran yach..., hehee..:)

      Delete
  2. +1

    Blog walking, salam kenal yah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih komentnya, salam kenal balik :)

      Delete
  3. Kenapa tidak coba tulis di kompasiana kawan, tulisan mu begitu anggun dan teduh ... Pasti banyak yang senang dengan tulisan - tulisan mu. #salam =)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudh ada beberapa yg sy masukkan di fiksi kompasiana..
      Terima kasih atas saran dan pujiannya, salam kembali :)

      Delete