MEKAR sakura tidak akan kembali ke semerbaknya kecuali telah melalui musim-musim yang
mendedernya. Pun demikian dengan cinta, tidak akan bersemi kecuali setelah
melewati perpisahan. Ada sebab yang mengharuskannya seperti itu, ada akibat
yang menjadikannya demikian. Satu sebab hanya akan menghasilkan satu akibat
pula, dan hanya terjadi pada dimensinya masing-masing. Kupahami itu sebagai
kausalitas.
Dengarlah
lagi barang sejenak kidung sederhana ini. Kemarin aku adalah burung bebas. Singgah
sesuka hati melepas dahaga di tepian sungai-sungai berbatu cadas. Berenang
lepas di angkasa luas dan sesekali hinggap di pucuk ranting-ranting pepohonan
tak bertuan. Sekadar untuk menyiulkan beberapa kicauan yang sumbang lalu
mengikuti kawanan yang berlalu pulang. Dan ketika malam hari, aku seperti
pemabuk yang tak pernah absen meneguk arak. Selalu bangun kesiangan, tak
memedulikan suara langit yang terus meraung memanggil-manggil. Meragukan
keniscayaan-Nya, acuh tak acuh saja seakan hidup untuk selamanya. Tidak peduli
dengan segala sebab, apalagi sampai memikirkan akibat yang akan terjadi.
Bahkan kemarin aku seperti musafir di sahara yang
mengharap oasis di tengah kelana pengembaraan. Berjalan sendirian di belantara
akal tanpa ide dan berasa sepi di tengah riuh rendah para penghibur. Kanan kiri
hanya ilusi yang menyuguhkan kenikmatan sesaat. Muka belakang cuma fatamorgana yang
menyajikan beragam obsesi semu yang bias. Aku hanya sebatas mimpi-mimpi para
pembual, merayap di bawah sayap-sayap malam para penidur, dan berkelana dalam
angan-angan penghayal di siang bolong.
Dan
lihatlah hari ini. Kau mendapatiku tersungkur tak berdaya setelah tersingkir
sebab lelah merasai penat yang tak berkesudahan itu. Disudutkan pada perspektif
yang berat sebelah, dihinakan oleh beragam cemooh yang mencerca, serta
dikucilkan dalam tatanan moralitas yang kadang hipokrit. Kau malah cuek tak
menimpali apa-apa, hanya menepisnya sebagai angin sendalu. Kemudian kau menopangku
bangkit beriring menerobos tembok-tembok besar yang men-stagnan-kan moralitas dan
pikiranku itu.
“Memang
sulit untuk disudahi tapi mulailah untuk mengakhiri!” katamu bijak berpetuah.
Super sekali. Nasihatmu seakan melampaui si motivator Golden Ways itu. Kuatku ingin mengacungkan dua jempol tapi lemah cukup
dalam hati.
Menghilangkan sebab berarti pula
menghilangkan akibat. Banyak dari sebab-sebab kehidupanku yang telah kau berai
dari kusutnya laku yang kini berkalut sesal. Konsekuensi dari hal itu pun tertuai
pada beragam akibat yang telah kita rasai bersama saat ini. Kau pasrah
meyakininya sebagai takdir, malah aku mafhum mensyukurinya sebagai hidayah.
“Bermimpilah, karena Tuhan akan merangkul
mimpi-mimpimu!” ujarmu dulu meniru Arai dalam novel Sang Pemimpi –hadiahmu
empat tahun yang lalu. Kau telah mengajariku segalanya tentang mimpi. Darimu
aku kembali bisa bermimpi. Sebuah mimpi yang hakiki dan dilandasi sebuah tafakur
yang sungguh-sungguh serta konsisten dalam keistikamahan.
Apakah
kau sudah bisa memahami cinta seorang lelaki sederhana yang selalu merasa
dangkal dalam memaknai segala kebijaksanaan kehidupan? Apakah kau akan merasa
puas dengan cinta seorang lelaki bersahaja yang senantiasa berusaha membuaimu
dengan kedamaian yang beraneka? Belum sempat kau jawab, suara langit terlanjur
memanggil-manggil. Kita beranjak berlalu ke Nurul
Baried seraya melayangkan senyum satu sama lain.
“Akan tetap statis pada satu hati, stagnan
tak berpaling, kemarin, saat ini, esok, selamanya!” bisikmu pelan ketika memasuki
gerbang surau itu.
(Makassar, 28 Februari 2008/ 12 April 2012)
Woowww.. Indah Indah haru dan Lembuat kata kata demi kata yang telah anda rakit. Perlahan saya merasa di atas pundak anda dan lemparkan di atas langit agar bisa terbang bersama burung burung yang sempat liar... Luar biasa kawan...
ReplyDelete#salam
Terbang bersama kata-kata. Terima kasih atas pujiannya bang kumis jaim.,hehee.
Delete#Salam kenal :)
Semoga satu hati yang telah berjanji kepadamu akan tetap setia mendampingi tuk merangkai mimpi bersama dan mengurai sebab akibat lainnya yang telah menunggu...
ReplyDeleteSemoga...!!! :)
Deletepilihan katanya sangat menarik mas....salam kenal
ReplyDeleteTerima kasih mas Robin..:) Salam kenal balik.
Deletediksi yang tepat kawan
ReplyDeleteTerima kasih, kawan Fajrin. Salam kenal :)
Delete