KUPIKIR banyak hal yang telah berubah kini.
Barangkali aku sudah lupa dengan berpacaran itu bagaimana? Berhubungan dengan
seorang perempuan itu seperti apa? Dan tak tahu harus memulai dari mana? Mendadak
tidak romantis lagi. Ide merangkai puisi penakluk sudah tidak bertaji, apalagi
rayuan gombal ala Andre Taulani, sudah tak berapi-api. Pun style dan gaya busana keren masa kini sudah tak lagi ter-update setiap hari. Aku di sini, sedang kering
inspirasi.
Aku sudah lupa juga dengan tempat-tempat
yang romantis untuk berduaan. Pun sudah tak tahu lagi dengan jadwal film romansa
yang sedang tayang. Aku hanya bisa mengajakmu ke surau ketika adzan
berkumandang. Berduaan, lalu melanjutkan perjalanan kita menuju tempat-tempat
yang menawarkan beragam tayangan ilmu-ilmu. Aku tak punya banyak pulsa lagi
untuk menelpon di larut malam, membuang waktu membincang hal yang kadang tak
jelas. Pulsaku tersisa hanya untuk beberapa sms gratis saja, sekadar untuk
mengajakmu bertahajud di sepertiga malam dan di ibadah-ibadah lainnya.
Ada orang yang mengataiku, kamu itu
laki-laki ‘matre’ dan kini sudah jadi ‘kere’. Aku takkan menimpali tuduhan itu.
Kuterima saja hipotesisnya tanpa harus mengelus dada. Toh belum teruji
validitasnya. Pun seseorang juga pernah berkata dalam tulisannya, sesuatu yang
selalu ditempa akan jadi semakin berkilau. Harapku juga demikian. Sekiranya
memang aku harus menjadi ‘kere’ karena perubahan ini, tak apalah. Biar sajalah
aku ‘kere’ dengan materi yang kadang menyilaukan itu. Namun, mudah-mudahan akan
berkecukupan dengan damai batin dari-Nya yang perlahan nikmatnya mulai terasa.
Kuharap perubahan ini bukan karena
siapa-siapa dan bukanlah karena apa-apa. Sakit dan kecewa oleh beberapa orang
mungkin sangatlah wajar. Pun aku sangat mafhum dengan hal itu. Sungguh tak ada
niat untuk melakukannya, mengalir begitu saja. Namun, sakit dan kecewamu itu
semoga segera terbalaskan dengan bahagia dan gembira yang berlimpah, senantiasa
kudoakan kepada-Nya.
Yaa, aku sudah lupa. Yang aku ingat adzan
subuh sudah berkumandang. Tak sadar sudah sampai di akhir halaman ini. Kuakhiri
dengan mengutip pesan dari perempuanku di pagi kemarin, “motivasi yang membuat
seseorang mau melangkah, dan komitmen membuat seseorang terus melangkah”. (*)
(Makassar, 09 Maret 2012)
"kere materi tapi berharap berkecukupan dengan damai batin dari-Nya" Kalimat ini sangat sederhana tapi bermakna besar. Semoga motivasi dan komitmen tak hilang dari dirimu dinda... Aku tunggu karyamu selanjutnya...
ReplyDeleteKomentator paling setia, trima kasih bnyak bunda. Menuju kedewasaan diri...
ReplyDelete