28/02/2012

Cinta yang Sederhana

TAK terasa waktu begitu cepat berlalu. Telah banyak waktu yang telah kuhabiskan dengan nafas yang helaanya sering tersesak. Kusia-siakan dengan ayunan langkah yang masih terseok-seok. Kusenandungkan dengan teriakan yang nadanya selalu saja sumbang. Berlalu dan percuma.

Dalam kisah hidupku yang selanjutnya, entah berapa penat lagi yang harus kukeluhkan. Entah berapa peluh lagi yang harus kutadah. Entah berapa resah lagi yang harus kugelisahkan. Entah dan terus bertambah.

Anonimnya kisah ini tak perlulah kucurahkan kepada-Nya dengan air mata di akhir persembahan ibadah pada sepertiga malam-malam panjang. Tentu Tuhan tahu dan memahami alur kisah ini selanjutnya, bahkan segalanya. Akupun mafhum dengan keadaan ini. Kata mereka ada rahasia di balik rahasia.

Buat kalian para pemberi motivasi, cukup sudah basa-basinya. Sesuper bagaimana pun kalian memoles kata-kata, kendalinya sepenuhnya ada pada hati ini. Tak pelak dengan usahamu itu, hal yang lumrah bagi kita sebagai makhluk sosial. Walau sering ada yang menginginkan royalti, tak jarang pula yang cukup dengan terima kasih.

Aku akui tampak segalanya hanya kelam. Namun bukan berarti kau harus berikan sinar terang yang benderang. Aku tak sudi jika itu terlalu berlebihan. Kebenderangannya hanya akan menyilaukan mata dan hati. Hanya akan membuatku terjatuh lagi, dan selalu hanya tersungkur pada titian jalan yang telah kurintis sempoyongan. Aku hanya ingin seberkas sinar sederhana. Nur. Walaupun redup tapi sinarnya mampu memendar di sekitar untuk menerengi jalan kelamku. Seperti lembayung di ujung langit senja. Tampak indah karena sinar jingganya perlahan menghilang tersapu oleh malam.

Begitu pula dengan hidup yang sederhana ini. Sesederhana dengan cinta yang kumiliki. Hanya itu yang kupunya: hidup dan cinta yang sederhana. Cinta yang tak berharta apalagi bertahta. Kesederhanaan lekat dengan kejujuran, apa adanya, dan memunyai harga. Menjadi berharga karena kesetiannya menjaga silaunya dunia di sekelilingnya. Dunia yang penuh dengan kepalsuan dan keberpura-puraan. Cinta yang sengaja dimahalkan dan berpura-pura adalah cinta yang palsu, berlebih-lebihan, dan tentu selalu menyilaukan.

Sekali lagi kukatakan, cinta ini hanya memiliki sinar yang sederhana, namun menawarkan beribu keindahan. Tawarku kepadamu, hanya sebuah cinta sederhana. (*)

No comments:

Post a Comment